Cium
Idung di Nusa Tenggara Timur
Anggota Kelompok :
Septa Skundarian (26212921)
Yusuf Supriatna (27212994)
Kelas : 4EB12
Indonesia adalalah sebuah negara yang memiliki 17.508 pulau dengan
1.128 suku bangsa. Indonesia bukan hanya negara yang kaya akan penduduk dan sumber
daya alam, tetapi Indonesia sangat kaya akan budaya yang diwarisi dari para
leluhur. Negara yang kaya akan sumberdaya alam, budaya, etnis, wisata, suku,dll.
Dari sabang sampai merauke, Dari
Aceh sampai Papua indonesia terbentang dengan beribu-ribu pulau dengan beraneka
ragam suku, agama,adat, budaya, bahasa, tetapi kita semua adalah satu yaitu
INDONESIA. "Bhineka Tunggal Ika" yang artinya Berbeda-beda tapi tetap
satu jua. itulah semboyan bangsa indonesia untuk mempersatukan, memper-erat
persaudaraan antar suku, budaya dan agama. Salah satu tradisi unik yang sampai saat ini tetap
bertahan dan diwariskan secara turun temurun di Indonesia adalah cium idung yang dilakukan oleh
masyarakat di Nusa Tenggra Timur.
Cium hidung(disana
disebut cium idung) atau yang biasa
dikenal dengan cium sabu (sabu kiss)
merupakan sebuah ciuman adat yang dilakukan oleh masyarakat di Nusa Tenggara
Timur. Sebagaimana kita mengetahui bahwa di Indonesia apabila bertemu dan
berkenalan dengan kerabat, teman, dan keluarga biasanya hal yang dilakukan
adalah saling berjabat tangan. Namun, di kalangan masyarakat Kupang, cium idung
dilakukan sebagai salah satu bentuk salam perkenalan, persahabatan, maupun
sebagai salah satu bentuk ungkapan kasih dalam sebuah ikatan kekeluargaan dan
kekerabatan di dalam kehidupan sosial dan budaya kemasyarakatan. Biasanya di daerah lain yang ada di Indonesia
kalau bertemu dengan kerabat, teman, atau keluarga hanya melakukan.
Ciuman
ini dilakukan dengan tidak mengenal umur, gender, profesi bahkan status sosial. Tradisi saling
berciuman hidung ini dianggap sebagai nilai luhur yang diwariskan oleh nenek
moyang Orang Sabu, yang mengandung makna yaitu betapa kita sebagai sesama
manusia harus bisa saling memberi dan menerima tanpa rasa pamrih dan juga bisa
mengaktualisasikan kasih sayang terhadap sesama tanpa pandang bulu.
Lebih dari itu, melakukan cium idung
sama hanya dengan memberi diri menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam
lingkaran persahabatan, kekeluargaan, dan kekerabatan. Dengan demikian,
disamping sebagai wujud penghargaan terhadap nilai-nilai sosisal-budaya
masyarakat setempat, kitapun secara resmi telah diterima menjadi bagian dari
kelompok tertentu.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar