WELCOME

TERIMA KASIH ATAS ANDA YANG MELIHAT BLOG SAYA SEMOGA BERMANFAAAT

yusuuf

yusuuf

Selasa, 17 November 2015

TUGAS 2 ( Kerangka Konseptual Akuntansi)


TUGAS 2 ( Kerangka Konseptual Akuntansi)
 

Financial Accounting Standards Board-FASB (Dewan Akuntansi Keuangan) mengembangkan sebuah Kerangka konseptual, kerangka ini berfungsi sebagai dasar untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi dan pelaporan. Kerangka konseptual FASB mencakup empat bagian sebagai berikut :

          1.      Tujuan-tujuan pelaporan keuangan,
          2.      Karakteristik-karateristik kualitatif informasi akuntansi,
          3.      Elemen-elemen laporan keuangan,
          4.      Panduan-panduan pengoperasian (asumsi,prinsip dan kendala)

                         I.            Level Ke-Satu
    
Tujuan-Tujuan Pelaporan Keuangan
FASB mulai bekerja dengan kerangka konseptual  dengan melihat pada tujuan-tujuan dasar dari pelaporan keuangan. Menentukan tujuan-tujuan ini memerlukan jawaban atas beberapa pertanyaan dasar seperti siapa yang menggunakan laporan keuangan ?, mengapa ?, informasi apa saja yang mereka butuhkan ?, seberapa mengertikah pengguna laporan keuangan mengenai bisnis dan akuntansi ?, Bagaimana seharusnya informasi keuangan dilaporkan sehingga dapat dimengerti sebaik mungkin ?..
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, FASB menyimpulkan bahwa tujuan-tujuan dari pelaporan keuangan adalah untuk menyerdiakan informasi yang :
      1.      Berguna bagi mereka yang menbuat keputusan investasi dan kredit.
      2.      Membantu dalam memperkirakan arus kas dimasa yang akan datang.  
      3.    Mengidentifikasikan sumber daya ekonomi (asset), klaim atas sumber daya tersebut  
             (kewajiban), serta prubahan pada sumber daya dan klaim tersebut.

                   II.            Level Ke-Dua

                   A.    Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
FASB menyimpulkan bahwa kriteria-kriteria yang menguasai untuk pilihan akuntansi adalah  kegunaan informasi. Praktik akuntansi yang dipilih seharusnya adalah praktik yang memberikan informasi keuangan berguna paling banyak untuk membuat sebuah keputusan. Untuk menjadi berguna, informasi harus memiliki karakteristik-karakteristik kualitatif berikut:

·         Relevansi

Informasi akuntansi memiliki relevansi (relevance) jika dapat membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Informasi yang relevan memiliki nilai prediktif atau nilai umpan balik maupun keduanya. Nilai prediktif (predictive value) membantu pengguna meramalkan kejadian-kejadian dimasa depan. Sebagai Contoh, ketika ExxonMobil mengeluarkan laporan keuangan, informasi yang terdapat didalamnya dianggap relevan karena menyediakan dasar untuk memprediksi pendapatan di masa depan. Nilai umpan balik ( feedback value) menguatkan atau memperbaiki ekspektasi sebelumnya. Ketika ExxonMobil mengeluarkan laporan keuangan, hal tersebut mengkonfirmasikan atau memperbaiki ekspektasi sebeleumnya mengenai kondisi keuangan perusahaan.

Selain itu, informasi akuntansi memiliki relevansi jika dianggap tepat waktu (timely). Informasi tersebut harus harus tersedia bagi pembuat keputusan sebelum ia kehilangan kemampuannya mempengaruhi keputusan. 

·         Dapat Diandalkan

Kesalahan dan reliabilitas informasi berarti informasi itu terbebas dari kesalahan dan bias. Agar dapat diandalkan, informasi akuntansi harus diverivikasi, agar dapat membuktikan bahwa informasi tersebut terbebas dari kesalahan dan bias. Informasi tersebut juga harus merupakan penyajian yang jujur atas apa yang seharusnya dengan berdasarkan fakta-fakta yang ada. Terakhir , Informasi harus netral dimana informasi tersebut tidak boleh dipilih, dibuat, atau disajikan sesuai keinginan sekelompok pengguna yang berkepentingan diatas yang lainnya. Untuk menjamin keandalan, akuntan publik bersertifikat melakukan audit terhadap laporan keuangan.

·         Dapat Dibandingkan

Informasi akuntansi tentang perusahaan paling berguna ketika dapat dibandingkan dengan informasi akuntansi tentang perusahaan lainnya. Perbandingan atau komparabilitas dihasilkan ketika perusahaan-perusahaan yang berbeda menggunakan prinsip-prinsip akuntansi yang sama. Secara konseptual, perbandingan juga harus memperluas metode yang digunakan oleh perusahaan dalam mematuhi prinsip-prinsip akuntansi. Metode-metode akuntansi mencakup biaya persediaan FIFO, LIFO serta berbagai metode depresiasi (penyusutan). Pada titik ini, perbandingan metode tidak diperlukan, bahkan untuk perusahaan-perusahaan pada industry yang sama. Satu-satunya kebutuhan akuntansi adalah setiap perusahaan harus mengungkapkan metode-metode akuntansi yang digunakan. Dengan pengungkapan tersebut, pengguna eksternal dapat menentukan apakah informasi keuangan dapat dibandingkan.

·         Konsistensi

Konsistensi berarti sebuah perusahaan menggunakan prinsip-prinsip dan metode-metode akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Jika perusahaan memilih menggunakan FIFO sebagai metode Biaya persediaan pada tahun pertama beroperasi, maka diharapkan perusahaan akan menggunakan FIFO pada Tahun-tahun berikutnya. Ketika informasi keuangan telah dilaporkan secara konsisten, laporan keuangan memperbolehkan analisis tren yang berarti dalam perusahaan. 

                 B.     Elemen Statemen Keuangan

Bagian yang penting dari kerangka konseptual akuntansi adalah seperangkat definisi yang mengambarkan istilah-istilah dasar yang digunakan dalam akuntansi. FASB mengacu pada seperangkat definisi ini sebagai elemen-elemen laporan keuangan (elements of financial statement). Elemen-elemen ini mencakup beberapa istilah seperti asset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban. 

Oleh Karena itu elemen-elemen yang sangat penting, menjadi penting bahwa mereka harus dibatasi dengan tepat dan diterapkan secara universal. Menentukan definisi yang pantas untuk sebagian besar dari elemn ini tidaklah mudah. 

                           III.            Level Ke-tiga

Tujuan-tujuan dari Pelaporan Keuanga, karakteristik-karaktertistik kualitatif informasi akuntansi, dan elemen-elemen laporan keuangan sangatlah luas. Oleh karena para akuntan yang berpraktik harus memecahkan masalah-masalah praktiknya, dibutuhkan panduan pengoperasian, kita mengelompokan tiga panduan sebagai asumsi, prinsip, dan kendala. Panduan-panduan ini telah dibuat dengan baik dan diterima dalam akuntansi. Berikut ini adalah bagian-bagiannya :


Asumsi

Prinsip

Kendala
Unit Moneter (Satuan Uang)
Entitas Ekonomi
Periode Waktu
Kelangsungan Usaha
Pengakuan Pendapatan
Penandingan
Pengungkapan Penuh
Biaya
Materialitas
Konservatisme

        a)      Asumsi

Asumsi (assumption) merupakan dasar bagi bagi proses akuntansi. 

·         Asumsi Unit Moneter

Asumsi unit moneter merupakan asumsi bahwa unit pengukuran relative tetap konstan seiring waktu.

·         Asumsi Entitas Ekonomi

Asumsi Entitas Ekonomi menyatakan bahwa aktivitas entitas harus dijaga terpisah dan berbeda dari aktivitas pemiliknya dan seluruh entitas ekonomi lainnya.

·         Asumsi Periode Waktu

Asumsi Periode Waktu menyatakan bahwa umur ekonomis dari sebuah bisnis dapat dibagi kedalam periode waktu buatan.

·         Asumsi Kelangsungan Usaha

Asumsi Kelangsungan Usaha mengasumsikan bahwa perusahaan akan meneruskan kegiatan operasionalnya cukup lama untuk menjalanka tujuan-tujuan yang ada.

       b)      Prinsip

Prinsip (Principle) adalah aturan khusus yang mengundikasikan bagaimana kejadian-kejadian ekonomi harus dilaporkan dalam proses akuntansi.

·         Prinsip Pengakuan Pendapatan

Prinsip Pengakuan Pendapatan menyebutkan bahwa pendapatan harus diakui pada periode akuntansi saat pendapatan dihasikan. Namun demikian, menerapkan prinsip umum ini pada praktiknya terbilang sulit. Ketika terjadi penjualan, pendapatan diakui pada saat penjualan. Dasar penjualan ini melibatkan transaksi pertukaran antara penjual dan pembeli. Harga jual adalah pengukura objektif atas jumlah pendapatan yang diakui. Meskipun demikian, terdapat 2 pengecualian terhadap dasar penjualan untuk pengukuran pendapatan yang berlaku umum. Pengecualian tersebut adalah metode presentase penyelesaian dan metode angsuran.

·         Prinsip Penandingan (Pengakuan Beban)

Prinsip ini menyatakan bahwa beban harus dikaitkan dengan pendapatan pada periode dimana usaha untuk memperoleh pendapatana dilakukan. Beban tidak diakui ketika kas dibayarkan, atau ketika pekerjaan dilakukan, atau ketika barang diproduksi. Tetapi, beban diakui ketika tenaga kerja (jasa) atau barang benar-benar berkontribusi terhadap pendapatan. Biaya yang akan menghasilkan pendapatan pada periode akuntansi dimasa yang akan datang diakui sebagai asset. Contohnya antara lain persediaan barang dagang, beban dibayar dimuka, dan asset pabrik. Biaya-biaya ini disebut Harga perolehan (biaya) yang belum kadaluawarsa. Biaya perolehan yang belum kadaluwarsa berubah menjadi beban dengan cara Harga Pokok Penjualan dan Beban Operasional.

·         Prinsip Pengungkapan Penuh

Prinsip Pengungkapan Penuh mengharuskan kondisi-kondisi dan kejadian-kejadian yang membuat perbedaan terhadap pengguna laporan keuangan harus diungkapkan. Kepatuhan terhadap prinsip pengungkapan penuh dilihat dari data pada laporan keuangan dan informasi pada catatan atas laporan keuangan. Catatan pertama di kebanyakan kasus adalah ringkasan kebijakan-kebijakan akuntansi yang signifikan. Termasuk juga di dalamnya, antara lain metode-metode yang digunakan untuk biaya persediaan, depresiasi, asset pabrik dan amortisasi asset tidak berwujud.

·         Prinsip Biaya

Prinsip biaya menyatakan bahwa asset harus dicatat pada biayanya. Biaya digunakan karena biaya tersebut relevan dan andal. Biaya disebut relevan karena menunjukan harga yang dibayar, asset yang dikorbankan, dan kesepakatan yang dibuat pada tanggal perolehan. Biaya disebut andal karena keterukurannya yang objektif, berdasarkan fakta dan dapat diverifikasi. Biaya juga merupakan hasil dari transaksi pertukaran. Biaya adalah dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan.

       c)      Kendala 

Kendala (constraint) dalam proes akuntansi memungkinkan penyimpangan prinsip-prinsip tersebut dibawah kondisi-kondisi tertentu.

·         Materialitas

Materialitas berkaitan dengan dampak suatu pos terhadap kondisi keuangan dan operasional perusahaan secara keseluruhan. Suatu pos dikatakan material ketika memiliki kemungkinan untuk mempengaruhi keputusan investor dan kreditur yang jujur. Pos tersebut menjadi tidak material jika tidak memiliki dampak terhadap pembuat keputusan. Pendek kata, jika pos tersebut tidak membuat perbedaan pada pembuat keputusan, GAAP tidak harus diikuti. Untuk menentukan materialitas dari jumlah, akuntan biasanya membandingkannya dengan pos tertentu seperti total asset, total kewajiban dan laba bersih.
·         Konservatisme

Konservatisme menyatakan bahwa ketika anda berada dalam keraguan, sebaiknya anda memiliki metode yang tampaknya paling tidak mungkin untuk menyajikan terlalu tinggi asset dan laba. Hal ini bukan berarti asset dan laba disajikan terlalu rendah. Conservative memberikan panduan yang beralasan untuk situais-situasi sulit  : jangan pernah menyajikan terlalu tinggi atas asset dan laba.


Daftar Pustaka :

Weygandt, Jerry J.,Kieso, Donald E., dan Kimmel, Paul D. 2008. Pengantar Akuntansi, edisi 7. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar