TUGAS
2 ( Kerangka Konseptual Akuntansi)
Financial Accounting Standards
Board-FASB
(Dewan Akuntansi Keuangan) mengembangkan sebuah Kerangka konseptual, kerangka ini berfungsi sebagai dasar untuk
memecahkan masalah-masalah akuntansi dan pelaporan. Kerangka konseptual FASB
mencakup empat bagian sebagai berikut :
1. Tujuan-tujuan pelaporan keuangan,
2. Karakteristik-karateristik kualitatif
informasi akuntansi,
3. Elemen-elemen laporan keuangan,
4. Panduan-panduan
pengoperasian (asumsi,prinsip dan kendala)
I.
Level Ke-Satu
Tujuan-Tujuan Pelaporan Keuangan
FASB mulai bekerja dengan kerangka konseptual dengan melihat pada tujuan-tujuan dasar dari
pelaporan keuangan. Menentukan tujuan-tujuan ini memerlukan jawaban atas
beberapa pertanyaan dasar seperti siapa yang menggunakan laporan keuangan ?,
mengapa ?, informasi apa saja yang mereka butuhkan ?, seberapa mengertikah
pengguna laporan keuangan mengenai bisnis dan akuntansi ?, Bagaimana seharusnya
informasi keuangan dilaporkan sehingga dapat dimengerti sebaik mungkin ?..
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, FASB
menyimpulkan bahwa tujuan-tujuan dari pelaporan keuangan adalah untuk
menyerdiakan informasi yang :
1. Berguna bagi mereka yang menbuat keputusan
investasi dan kredit.
2. Membantu dalam memperkirakan arus kas dimasa
yang akan datang.
3. Mengidentifikasikan sumber daya ekonomi (asset), klaim
atas sumber daya tersebut
(kewajiban), serta prubahan pada sumber daya dan klaim tersebut.
(kewajiban), serta prubahan pada sumber daya dan klaim tersebut.
II.
Level Ke-Dua
A. Karakteristik
Kualitatif Informasi Akuntansi
FASB menyimpulkan bahwa kriteria-kriteria yang menguasai
untuk pilihan akuntansi adalah kegunaan informasi. Praktik akuntansi yang
dipilih seharusnya adalah praktik yang memberikan informasi keuangan berguna
paling banyak untuk membuat sebuah keputusan. Untuk menjadi berguna, informasi
harus memiliki karakteristik-karakteristik kualitatif berikut:
· Relevansi
Informasi akuntansi memiliki relevansi (relevance) jika dapat membuat perbedaan dalam sebuah keputusan.
Informasi yang relevan memiliki nilai prediktif atau nilai umpan balik maupun
keduanya. Nilai prediktif (predictive
value) membantu pengguna meramalkan kejadian-kejadian dimasa depan. Sebagai
Contoh, ketika ExxonMobil mengeluarkan laporan keuangan, informasi yang
terdapat didalamnya dianggap relevan karena menyediakan dasar untuk memprediksi
pendapatan di masa depan. Nilai umpan balik (
feedback value) menguatkan atau memperbaiki ekspektasi sebelumnya. Ketika
ExxonMobil mengeluarkan laporan keuangan, hal tersebut mengkonfirmasikan atau
memperbaiki ekspektasi sebeleumnya mengenai kondisi keuangan perusahaan.
Selain itu, informasi akuntansi memiliki relevansi jika
dianggap tepat waktu (timely).
Informasi tersebut harus harus tersedia bagi pembuat keputusan sebelum ia
kehilangan kemampuannya mempengaruhi keputusan.
· Dapat Diandalkan
Kesalahan dan reliabilitas informasi berarti informasi itu
terbebas dari kesalahan dan bias. Agar dapat diandalkan, informasi akuntansi
harus diverivikasi, agar dapat membuktikan bahwa informasi tersebut terbebas
dari kesalahan dan bias. Informasi tersebut juga harus merupakan penyajian yang
jujur atas apa yang seharusnya dengan berdasarkan fakta-fakta yang ada.
Terakhir , Informasi harus netral dimana informasi tersebut tidak boleh dipilih,
dibuat, atau disajikan sesuai keinginan sekelompok pengguna yang berkepentingan
diatas yang lainnya. Untuk menjamin keandalan, akuntan publik bersertifikat
melakukan audit terhadap laporan keuangan.
· Dapat Dibandingkan
Informasi akuntansi tentang perusahaan paling berguna ketika
dapat dibandingkan dengan informasi akuntansi tentang perusahaan lainnya.
Perbandingan atau komparabilitas dihasilkan ketika perusahaan-perusahaan yang
berbeda menggunakan prinsip-prinsip akuntansi yang sama. Secara konseptual,
perbandingan juga harus memperluas metode yang digunakan oleh perusahaan dalam
mematuhi prinsip-prinsip akuntansi. Metode-metode akuntansi mencakup biaya
persediaan FIFO, LIFO serta berbagai metode depresiasi (penyusutan). Pada titik
ini, perbandingan metode tidak diperlukan, bahkan untuk perusahaan-perusahaan
pada industry yang sama. Satu-satunya kebutuhan akuntansi adalah setiap
perusahaan harus mengungkapkan metode-metode akuntansi yang digunakan. Dengan
pengungkapan tersebut, pengguna eksternal dapat menentukan apakah informasi
keuangan dapat dibandingkan.
· Konsistensi
Konsistensi berarti sebuah perusahaan menggunakan
prinsip-prinsip dan metode-metode akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Jika
perusahaan memilih menggunakan FIFO sebagai metode Biaya persediaan pada tahun
pertama beroperasi, maka diharapkan perusahaan akan menggunakan FIFO pada
Tahun-tahun berikutnya. Ketika informasi keuangan telah dilaporkan secara
konsisten, laporan keuangan memperbolehkan analisis tren yang berarti dalam
perusahaan.
B. Elemen
Statemen Keuangan
Bagian yang penting dari kerangka konseptual akuntansi
adalah seperangkat definisi yang mengambarkan istilah-istilah dasar yang
digunakan dalam akuntansi. FASB mengacu pada seperangkat definisi ini sebagai
elemen-elemen laporan keuangan (elements
of financial statement). Elemen-elemen ini mencakup beberapa istilah
seperti asset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban.
Oleh Karena itu elemen-elemen yang sangat penting, menjadi
penting bahwa mereka harus dibatasi dengan tepat dan diterapkan secara
universal. Menentukan definisi yang pantas untuk sebagian besar dari elemn ini
tidaklah mudah.
III.
Level Ke-tiga
Tujuan-tujuan dari Pelaporan Keuanga,
karakteristik-karaktertistik kualitatif informasi akuntansi, dan elemen-elemen
laporan keuangan sangatlah luas. Oleh karena para akuntan yang berpraktik harus
memecahkan masalah-masalah praktiknya, dibutuhkan panduan pengoperasian, kita
mengelompokan tiga panduan sebagai asumsi, prinsip, dan kendala.
Panduan-panduan ini telah dibuat dengan baik dan diterima dalam akuntansi.
Berikut ini adalah bagian-bagiannya :
Asumsi
|
Prinsip
|
Kendala
|
||
Unit Moneter (Satuan Uang)
Entitas Ekonomi
Periode Waktu
Kelangsungan Usaha
|
Pengakuan Pendapatan
Penandingan
Pengungkapan Penuh
Biaya
|
Materialitas
Konservatisme
|
a) Asumsi
Asumsi
(assumption) merupakan dasar bagi
bagi proses akuntansi.
· Asumsi Unit Moneter
Asumsi unit moneter merupakan asumsi bahwa unit pengukuran
relative tetap konstan seiring waktu.
· Asumsi Entitas Ekonomi
Asumsi Entitas Ekonomi menyatakan bahwa aktivitas entitas
harus dijaga terpisah dan berbeda dari aktivitas pemiliknya dan seluruh entitas
ekonomi lainnya.
· Asumsi Periode Waktu
Asumsi Periode Waktu menyatakan bahwa umur ekonomis dari
sebuah bisnis dapat dibagi kedalam periode waktu buatan.
· Asumsi Kelangsungan Usaha
Asumsi
Kelangsungan Usaha mengasumsikan bahwa perusahaan akan meneruskan kegiatan
operasionalnya cukup lama untuk menjalanka tujuan-tujuan yang ada.
b) Prinsip
Prinsip (Principle)
adalah aturan khusus yang mengundikasikan bagaimana kejadian-kejadian ekonomi
harus dilaporkan dalam proses akuntansi.
· Prinsip Pengakuan Pendapatan
Prinsip Pengakuan Pendapatan menyebutkan bahwa pendapatan
harus diakui pada periode akuntansi saat pendapatan dihasikan. Namun demikian,
menerapkan prinsip umum ini pada praktiknya terbilang sulit. Ketika terjadi
penjualan, pendapatan diakui pada saat penjualan. Dasar penjualan ini
melibatkan transaksi pertukaran antara penjual dan pembeli. Harga jual adalah
pengukura objektif atas jumlah pendapatan yang diakui. Meskipun demikian,
terdapat 2 pengecualian terhadap dasar penjualan untuk pengukuran pendapatan
yang berlaku umum. Pengecualian tersebut adalah metode presentase penyelesaian
dan metode angsuran.
· Prinsip Penandingan (Pengakuan
Beban)
Prinsip ini menyatakan bahwa beban harus dikaitkan dengan
pendapatan pada periode dimana usaha untuk memperoleh pendapatana dilakukan.
Beban tidak diakui ketika kas dibayarkan, atau ketika pekerjaan dilakukan, atau
ketika barang diproduksi. Tetapi, beban diakui ketika tenaga kerja (jasa) atau
barang benar-benar berkontribusi terhadap pendapatan. Biaya yang akan
menghasilkan pendapatan pada periode akuntansi dimasa yang akan datang diakui
sebagai asset. Contohnya antara lain persediaan barang dagang, beban dibayar
dimuka, dan asset pabrik. Biaya-biaya ini disebut Harga perolehan (biaya) yang
belum kadaluawarsa. Biaya perolehan yang belum kadaluwarsa berubah menjadi
beban dengan cara Harga Pokok Penjualan dan Beban Operasional.
· Prinsip Pengungkapan Penuh
Prinsip Pengungkapan Penuh mengharuskan kondisi-kondisi dan
kejadian-kejadian yang membuat perbedaan terhadap pengguna laporan keuangan
harus diungkapkan. Kepatuhan terhadap prinsip pengungkapan penuh dilihat dari
data pada laporan keuangan dan informasi pada catatan atas laporan keuangan.
Catatan pertama di kebanyakan kasus adalah ringkasan kebijakan-kebijakan
akuntansi yang signifikan. Termasuk juga di dalamnya, antara lain metode-metode
yang digunakan untuk biaya persediaan, depresiasi, asset pabrik dan amortisasi
asset tidak berwujud.
· Prinsip Biaya
Prinsip biaya menyatakan bahwa asset harus dicatat pada
biayanya. Biaya digunakan karena biaya tersebut relevan dan andal. Biaya
disebut relevan karena menunjukan harga yang dibayar, asset yang dikorbankan,
dan kesepakatan yang dibuat pada tanggal perolehan. Biaya disebut andal karena
keterukurannya yang objektif, berdasarkan fakta dan dapat diverifikasi. Biaya
juga merupakan hasil dari transaksi pertukaran. Biaya adalah dasar yang
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan.
c) Kendala
Kendala (constraint)
dalam proes akuntansi memungkinkan penyimpangan prinsip-prinsip tersebut
dibawah kondisi-kondisi tertentu.
· Materialitas
Materialitas berkaitan dengan dampak suatu pos terhadap
kondisi keuangan dan operasional perusahaan secara keseluruhan. Suatu pos
dikatakan material ketika memiliki kemungkinan untuk mempengaruhi keputusan
investor dan kreditur yang jujur. Pos tersebut menjadi tidak material jika
tidak memiliki dampak terhadap pembuat keputusan. Pendek kata, jika pos
tersebut tidak membuat perbedaan pada pembuat keputusan, GAAP tidak harus
diikuti. Untuk menentukan materialitas dari jumlah, akuntan biasanya
membandingkannya dengan pos tertentu seperti total asset, total kewajiban dan
laba bersih.
· Konservatisme
Konservatisme menyatakan bahwa ketika anda berada dalam
keraguan, sebaiknya anda memiliki metode yang tampaknya paling tidak mungkin
untuk menyajikan terlalu tinggi asset dan laba. Hal ini bukan berarti asset dan
laba disajikan terlalu rendah. Conservative memberikan panduan yang beralasan
untuk situais-situasi sulit : jangan
pernah menyajikan terlalu tinggi atas asset dan laba.
Daftar Pustaka :
Weygandt, Jerry J.,Kieso, Donald E.,
dan Kimmel, Paul D. 2008. Pengantar Akuntansi, edisi 7. Jakarta :
Penerbit Salemba Empat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar