WELCOME

TERIMA KASIH ATAS ANDA YANG MELIHAT BLOG SAYA SEMOGA BERMANFAAAT

yusuuf

yusuuf

Sabtu, 16 April 2016

Tugas 7 Minggu 7 (Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga)


Pengertian Perubahan Harga
Perubahan harga umum
Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi (deflation).
                     
Perubahan harga spesifik
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran.

Mengapa Laporan Keuangan di Masa Perubahan Harga Berpotensi Menyesatkan
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba dinilai lebih tinggi. Ketidakakuratan pengukuran ini mendistorsi (1) proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis, (2) anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja, dan (3) data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan. Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan:
1.   Kenaikan dalam proporsi pajak.
2.   Permintaan deviden lebih banyak dari pemegang saham.
3.   Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari pada pekerja.
4.   Tindakan yang merugikan dari negara tuan rumah (pengenaan pajak lebih besar).

Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan. Fungsi mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit yaitu :
1.   Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak memiliki informasi yang lengkap mengenai faktor-faktor ini.
2.   Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas permasalahan tersebut. Pemahaman yang akurat memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam kondisi-kondisi yang memperhitungkan pengaruh perubahan harga.
3.   Laporan dari para manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut

Jenis-Jenis Penyesuaian Inflasi
1.   Penyesuaian tingkat harga umum (mata uang konstan biaya historis), yaitu jumlah mata uang yang disesuaikan dengan perubahan tingkat harga (daya beli).
2.   Penyesuaian biaya kini, yaitu pertama, aktiva dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis. Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan kompenen pajak), namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.

Biaya Kini Disesuaikan dengan Tingkat-Harga Umum
Kebijakan akuntansi:
1.   Dasar Penyajian
2.   Komparabilitas
3.   Persediaan
4.   Aset Tetap
5.   Penyusutan
6.   Penyajian ulang ekuitas pemegang saham
7.   Defisit atas penyajian ulang ekuitas pemegang saham
8.   Laba atau rugi dari posisi moneter


Pendekatan Terhadap Akuntansi Inflasi di Beberapa Negara

Amerika Serikat
Pada tahun 1970, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Statement of Financial Accounting Standards-SAFS ) No. 33 Berjudul “Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap ( sebelum dikurangi dengan depresiasi ) yang bernilai lebih dari $125 juta atau total aktiva lebih dari $1 Miliar ( setelah dikurangi dengan akumulasi depresiasi ) untuk selama lima tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan dan biaya beli konstan biaya kini. Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No. 33 menemukan bahwa :
1.   Pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FASB membingungkan
2.   Biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda terlalu besar
3.   Pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan data biaya kini

Inggris
Komite Standar Akuntansi Inggris ( Accounting Standard Committee-ASC ) menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 ( Statement of Standards Accounting Practice-SSAP 16), “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3 tahun pada bulan maret 1980. SSAP 16 berbeda dengan SFAS 33 dalam 2 hal yaitu :
1.   Standar AS menghaaruskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk pelaporan eksternal
2.   Penyesuaian inflasi AS berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan

Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan :
1.   Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai pelapor keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis
2.   Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini
3.   Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai

Brasil
Akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brasil hari ini mencerminkan 2 kelompok pilihan  pelaporan, hukum perusahaan Brasil dan Komisi Pengawas Pasar Modal Brasil. Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh Pemerintah Federal untuk mengukur devaluasi mata uang lokal. Aktiva permanen meliputi aktiva tetap, gedung, investasi, beban tanguhan dan deprsiasi terkait, serta akun-akun amortisasi atau depresi (termasuk setiap provisi kerugiaan yang terkait ). Akun-akun ekuitas pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan revaluasi, laba ditahan, dan akun cadangan modal yang digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal.

Isu-isu Mengenai Inflasi
Terdapat empat isu akuntansi inflasi yang cukup mengganggu, yaitu :
1.   Apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih mengukur pengaruh inflasi.
2.   Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian inflasi.
3.   Akuntansi inflasi luar negeri.
4.   Menghindari fenomena kejatuhan ganda

HAL-HAL TERKAIT INFLASI
Para analis harus memperhatikan hal-hal berikut saat membaca laporan yang disesuaikan dengan inflasi:
a.    Apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih mengukur pengaruh inflasi.
b.    Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian inflasi.
c.    Akuntansi inflasi luar negeri.
d.   Menghindari fenomena kejatuhan ganda.

Laba dan Rugi Inflasi
            Laba atau rugi atas pos-pos moneter di Amerika Serikat ditentukan dengan menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan akhir, serta transaksi dalam, seluruh aktiva dan kewajiban moneter (termasuk utang jangka panjang). Angka yang dihasilkam diungkapkan sebagai pos terpisah. Perlakuan ini memeandang keuntungan dan kerugian pos-pos moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis pendapatan yang lain. Di Inggris, keuntungan dan kerugian pos-pos moneter dipisahkan menjadi modal kerja moneter dan mekanisme penyesuaian.
            Pendekatan di Brazil yang tidak lagi diwajibkan, tidak menyesuaikan aktiva dan kewajiban kini secara eksplisit, karena jumlah-jumlah ini dinyatakan dalam hal nilai yang dapat direalisasi.

Laba dan Rugi Modal
            Akuntansi nilai kini membagi total laba menjadi dua kategori, yaitu laba operasi (perbedaan antara pendapatan kini dan biaya kini sumber daya yang dikonsumsi) dan keuntungan yang belum direlasisasi yang timbul dari kepemilikan aktiva nonmoneter dengan nilai pengganti yang meningkat bersamaan dengan inflasi. Kenaikan dalam biaya penggantian aktiva operasi (yaitu, proyeksi arus kas keluar yang lebih tinggi untuk mengganti peraltan) bukanlah suatu keuntungan, baik itu direalisasi atau tidak. Apabila laba berbasis biaya kini mengukur perkiraan kekayaan perusahaan yang dapat digunakan, maka perubahan biaya kini persediaan, aktiva tetap dan aktiva operasi lainnya merupakan revaluasi ekuitas pemilik, yang adalah bagian dari laba yang harus disimpan oleh perusahaan untuk mempertahankan modal fisiknya (kapasitas produktifnya). Aktifa yang dimiliki untuk spekulasi, seperti lahan kosong atau surat berharga yang dapat dipasarkan, tidak perlu diganti untuk mempertahankan kapasitas produktif. Dengan demikian, jika penyesuaian biaya kini mencakup pos-pos ini, kanaikan atau penurunan ekuivalen biaya (nilai) kininya (hingga sebesar nilai yang dapat direalisasikan) harus dinyatakan lengsung dalam laba.

Inflasi Asing
            Di Amerika serikat, FASB berupaya untuk membahas masalah inflasi dengan mewajibkan perusahaan pelapor yang besar untuk melakukan eksperimen dengan pengungkapan daya beli konstan biaya historis dan pengungkapan biaya kini. FAS 89, yang mendorong (dan bukan lagi mengharuskan) perusahaan untuk memperhitungkan perubahan harga, masih meninggalkan permasalahan yang masih belum terselesaikan dalam dua tingkatan. Pertama perusahaan mungkin terus mempertahankan nilai aktiva nonmoneter berdasarkan biaya historisnya (disajikan ulang untuk perubahan tingkat harga umum) atau menyajikan ulang berdasarkan ekuivalen biaya kini. Kedua, perusahaan yang memilih untuk menyediakan data biaya kini tambahan atas operasi luar negeri memiliki dua metode pilihan dalam mentranslasikan dan menyajikan ulang akun-akun luar negeri dalam dolar AS.

Menghindari Double-Dip
Ketika menyajikan ulang laporan perusahaan yang bertempat di luar negeri terhadap inflasi di luar negeri, seseorang harus berhati-hati untuk menghindari apa yang disebut sebagai kejatuhan ganda. Masalah ini muncul karena inflasi lokal langsung berpengaruh terhadap kurs yang digunakan dalam translasi. Apabila teori ekonomi mengasumsikan bahwa terdapat hubungan terbalik antara laju inflasi internal suatu negara dan nilai eksternal mata uangnya, bukti-bukti menunjukkan bahwa hubungan seperti ini jarang sekali bertahan (paling tidak dalam jangka pendek). Dengan demikian, ukuran penyesuaian yang terjadi untuk menghapuskan kejatuhan ganda akan berbeda-beda tergantung pada sejauh mana kurs dan perbedaan inflasi berhubungan secara negatif.                                                                      

Sumber:
Choi, Frederick D.S and Gary K. Meek. 2010. International Accounting. Buku 1.Salemba Empat. Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar